Beberapa hari yang lalu,salah satu temenku ada yang datang dari Jakarta. Dan dia ngasih aku oleh-oleh yang (*uhuuuyy) aku suka banget. Benda apakah itu? Benda itu adalah Dream Catcher atau dalam bahasa Indonesia disebut Penangkap Mimpi. Jaman sekarang siapa coba yang nggak tahu sama benda cantik ini? Semua orang pasti udah pada tahu, terutama para remajanya. Hmm,kalo ada remaja cewek yang nggak tahu apa itu Dream catcher, bisa-bisa dia dibilang kudet lagi. Banda yang sudah menjadi trend di kalangan para remaja ini sebenarnya punya makna lo, apa itu? Let's see...
Sejarahnya, dulu Dream catcher ini digunakan oleh suku Indian di Amerika sana untuk menangkal mimpi buruk. Dream catcher ini berbentuk lingkaran dengan jaring anyaman di tengahnya,bagian bawah Dream catcher ini biasanya terdapat dua atau lebih bulu-bulu yang digantung. Nah,orang-orang Indian percaya,bahwa mimpi-mimpi akan tersaring pada jaring anyaman. Mimpi buruk akan tersangkut pada jaring anyaman,sedangkan mimpi baik akan lewat melalui lubang di tengahnya dan akan masuk ke mimpi kita. Dan sinar matahari pagi lah yang akan memurnikan jaring anyaman itu dari mimpi buruk yang ditangkapnya semalam. Dream catcher ini memiliki delapan titik tempat jaring menempel pada lingkaran yng melambangkan delapan kaki laba-laba. Laba-laba melambangkan energi penciptaan kaum wanita , kebijaksanaan, dan pembelajaran.
Sekarang Dream catcher sudah menjelma menjadi aksesoris yang cantik, yang bisa kita temukan dalam bentuk kalung, gantungan kunci, maupun buat gantungan di dalam ruangan, yang fungsinya nggak cuma buat menangkal mimpi buruk doang.
O'iya, di gambar tadi bisa kita lihat di belakang Dream catcher itu ada sebuah hasil sulaman yang bergambar Rumah Bolon, yaitu rumah adat suku Batak di Sumatera Utara. Rumah Bolon ini juga dikenal sebagai Rumah Balai Batak Toba. Rumah ini terbagi atas dua bagian yaitu jabu parsakitan dan jabu bolon. Jabu parsakitan adalah tempat penyimpanan barang, tempat ini juga terkadang dipakai sebagai tempat untuk pembicaraan terkait dengan hal-hal adat. Jabu bolon adalah rumah keluarga besar.
Rumah ini memiliki pintu yang rendah dengan tinggi 1,5 meter yang membuat para tamu yang berkunjung menundukkan kepala yang melambangkan kesopanan. Menurut kepercayaan masyarakat Batak, rumah ini terbagi ke dalam tiga bagian yang mencerminkan dunia atau dimensi yang berbeda-beda. Bagian pertama yaitu atap rumah yang diyakini mencerminkan dunia para dewa. Bagian kedua yaitu lantai rumah yang diyakini mencerminkan dunia manusia. Bagian yang ketiga adalah bagian bawah rumah atau kolong rumah yang mencerminkan dunia kematian.
Tipe khas Rumah Bolon adalah bentuk atapnya yang melengkung dan pada ujung atap sebelah depan kadang-kadang dilekatkan tanduk kerbau, punggung kerbau adalah atap yang melengkung, kaki-kaki kerbau adalah tiang-tiang pada kolong rumah, sehingga rumah ini tampak seperti seekor kerbau yang sedang berdiri. Unik ya?
Rumah ini memiliki pintu yang rendah dengan tinggi 1,5 meter yang membuat para tamu yang berkunjung menundukkan kepala yang melambangkan kesopanan. Menurut kepercayaan masyarakat Batak, rumah ini terbagi ke dalam tiga bagian yang mencerminkan dunia atau dimensi yang berbeda-beda. Bagian pertama yaitu atap rumah yang diyakini mencerminkan dunia para dewa. Bagian kedua yaitu lantai rumah yang diyakini mencerminkan dunia manusia. Bagian yang ketiga adalah bagian bawah rumah atau kolong rumah yang mencerminkan dunia kematian.
Tipe khas Rumah Bolon adalah bentuk atapnya yang melengkung dan pada ujung atap sebelah depan kadang-kadang dilekatkan tanduk kerbau, punggung kerbau adalah atap yang melengkung, kaki-kaki kerbau adalah tiang-tiang pada kolong rumah, sehingga rumah ini tampak seperti seekor kerbau yang sedang berdiri. Unik ya?
Bye the way,sulaman bergambar Rumah Bolon itu dipajang di ruang tamu aku lo. Padahal di keluarga nggak ada yang Batak,Jawa semua malah. Sulaman itu dibikin ibuku waktu hamil aku,nggak tahu juga kenapa ibuku jadi bikinnya gambar Rumah Bolon...
Tidak ada komentar