Dirugikan karena Tepat Waktu

        Bersikap disiplin di sini terasa rugi. Saya sering sekali merasa dirugikan setiap saya membuat janji dengan teman, yang mana saya cukup disiplin dengan waktu. Sangat sering terjadi, saya merasa di "PHP". Hari ini saja saya katakan, sebagai salah satu contohnya, saya sudah membuat janji sejak seminggu yang lalu dengan salah seorang teman saya. Janjinya yaitu hari ini jam 11 pagi, okey berarti saya memiliki waktu untuk konsul dengan dosen sebelum jam 11. Kemudian karena pagi ini hujan, seminar hasil proposal kakak tingkat saya kekurangan peserta untuk memulai seminar, jadi saya dan salah satu teman saya yang lain diundang untuk turut menghadiri pada jam 10 pagi itu. Sudah jam 11 kurang dan 1 dosen pembimbing masih komentar panjang lebar, saya chat teman saya untuk meminta maaf dan ijin kalau saya tidak bisa tepat waktu, ternyata teman saya ini mengatakan bahwa ini masih hujan dan bahkan dia belum mandi, nanti sore saja katanya. Jam 2 siang cuaca masih gerimis, saya coba hubungi lagi teman saya, katanya masih gerimis, nanti saja. Well, jujur saya sangat ngantuk pada saat itu, waktu luang saya siang ini saya gunakan untuk berjaga kalau-kalau hujan reda, padahal saya, kan, bisa gunakan waktu itu untuk tidur siang. Kemudian jam 3 saya mau mengantar kartu seminar ke kampus untuk minta tanda tangan dosen, saat di kampus tiba-tiba teman saya ini nge-chat saya bilang kalau kita akan berangkat setelah dia makan. Saya yang harusnya meminta ttd dosen itu bareng dengan teman saya yang tadi pagi turut menghadiri seminar, terpaksa saya duluan dan tidak jadi minta ttd barengan. Setelahnya saya segera kembali ke kos dan bersiap-siap. Setelah saya sudah siap berangkat, saya chat dia untuk menanyakan apakah dia sudah ada di kos, dan ternyata dia bahkan belum berangkat untuk membeli makan yang mana sejak tadi dia sudah bilang mau makan! Okey, saya berusaha sabar, saya katakan padanya bahwa saya menunggu. Saat saya bersiap-siap sebelumnya, awalnya saya mau ambil wudhu terlebih dahulu, tapi saya pikir kalau mereka makannya hanya sekitar 15-20 menit saya juga nggak akan keburu sholat ashar (mereka bilang mau makan jam 15.23, sedangkan waktu ashar jam 15.55), jadinya saya bersiap dan mengenakan kostum lengkap (*jubah, ciput, kerudung, kaos kaki, handshock, termasuk sudah pakai sunscreen, bedak, vaseline, lipstik, dan body lotion). Awalnya saya menunggu dengan santai, sambil baca-baca buku dan nonton youtube, 15 menit... 30 menit..., lalu saya chat teman saya tadi untuk menanyakan apakah masih lama, kalau masih lama saya mau sholat dulu, dan tak ada balasan. Sambil bersungut-sungut kesal, saya lepaskan itu kerudung, handsock, dan kostum saya yang lain agar saya bisa wudhu, which is ketika wudhu segala skincare dan make up yang saya pakai juga luntur. Selesai sholat saya cek hp saya tidak ada chat dari teman saya, 45 menit berlalu sejak dia bilang mau makan, saya sangat kesal saat itu. Mereka makan sampai 1 jam lebih! Hanya untuk makan makanan pendukung, bukan makanan pokok macam nasi. Tapi semarah apapun saya, saat itu saya yang butuh mereka, nggak bisa apa-apa dong saya. Akhirnya kami berangkat pada pukul 16.50, sudah sangat sore bagi saya, waktu itu saya hanya berharap semoga pulangnya sebelum maghrib. Ternyata saya tiba di kos tepat saat azan maghrib berkumandang, hhhhh.... lega saya akhirnya terlewati juga.

          Cerita di atas itu sebenarnya adalah curhatan saya, yang mana merupakan salah satu cerita dirugikannya saya karena bersikap tepat waktu. Dulu saat SMA, ketika awal-awal saya sudah bisa jalan bareng temen-temen karena sudah bisa mengendarai sepeda motor sendiri, saya bahkan bisa sampai ketiduran saat menunggu jemputan dari teman saya yang karet jamnya gak karuan elastisnya. Cukup sering saya menunggu yang dari melepas segala kostum untuk wudhu dan sholat, sudah membelikan makanan ternyata malah gak jadi datang, sudah menyiapkan masakan ternyata gak jadi datang, sampai bahkan ketiduran karena saking lamanya menunggu. Well, dari situ saya belajar untuk tidak lagi mau rugi, meskipun kadang masih tetap dirugikan tapi setidaknya tidah sesering dulu. Sekarang saya setiap ada rapat atau menghadiri acara biasanya saya chat dulu teman-teman di grup untuk menanyakan apakah sudah ada yang datang atau saya yang datang dengan waktu tepat pada jadwal dimulainya acara, itupun sering saya masih harus menunggu 30-45 menit untuk menunggu yang lain datang.

     Siapa sih yang suka dan betah lama-lama menunggu? Sekarang saat ada gadget pintar seperti hp kita memang bisa mengisi waktu menunggu kita dengan membaca, nonton, chatingan, dan lain lain. Tapi itu bukan hal yang bisa dijadikan alasan untuk bersantai dan membiarkan orang lain menunggu kita. Coba kita pikirkan bersama, di kala kita bersantai-santai dan membiarkan orang lain menunggu kita, bisa saja kita sedang membuat pekerjaannya yang lain tertunda, dia jadi harus begadang, atau malah, karena kita, gaji dia dipotong karena datang terlambat. Banyak hal buruk yang mungkin terjadi karena kita berlambat-lambat. Saya menulis begini bukan berarti saya orang yang sempurna yang tidak pernah bermalas-malasan dan berlambat-lambat, tapi setidaknya malas saya saya usahakan jangan sampai merugikan orang lain. Saat saya malas tatkala ada rapat, tugas kelompok, uts, atau uas, saya berusaha lawan rasa malas itu, agar tidak merugikan anggota lain, tidak merugikan orang lain, dan tentunya tidak merugikan diri saya sendiri.

      "There are always many reason", itu hal yang selalu tertanam dalam pikiran saya agar saya tidak mudah su'uzon pada orang lain (dengan memikirkan banyak kemungkinan), termasuk saat ada orang lain yang ngaret dari waktu yang ditentukan a.k.a terlambat. Tapi bagi saya, kalau kita mau terlambat, sudah sepantasnya kita ijin dan menjelaskan situasi kita agar tidak membuat orang lain menunggu, agar rapat tidak tertunda hingga 1 jam, agar acara tidak molor sampai 1 jam lebih, agar panitia bisa pulang tepat waktu, agar tidak mengganggu jadwal orang lain setelah-setelahnya, dan masih banyak "agar-agar" yang lain.

   Jadi kawan-kawan, hal yang ingin saya tegaskan di sini adalah, jangan membuat orang lain menunggu lama. Jangan membuat orang lain merasa dirugikan karena ia bersikap disiplin dengan tepat waktu. Jangan buat orang lain dirugikan karena ia melakukan hal yang baik. Tolong hargai waktu, waktu untuk diri kita sendiri dan termasuk waktu untuk orang lain.

28/06/2018 23.15

Tidak ada komentar