Mengenal Karya Sasti Gotama

    Berawal dari kebingungan saya hendak lanjut membaca buku apa (*padahal saya punya setumpuk buku fisik yang menunggu untuk dibaca), kemudian saya iseng mencari di Twitter daftar buku-buku yang pernah mendapat menghargaan sastra, dan akhirnya saya menemukan Nominee Penghargaan Sastra 2021 oleh Kemdikbudristek. Dalam daftar itu saya tertarik pada satu judul buku kumpulan cerpen: Mengapa Tuhan Menciptakan Kucing Hitam? yang ditulis oleh Sasti Gotama, penulis yang belum pernah saya dengar namanya sebelumnya. Saya kemudian mencoba mencari buku tersebut di iPusnas dan voilà! Saya mendapatkan buku itu tersedia dan bisa dipinjam. Begitulah cerita awal mula saya bertemu dengan karya Mbak Sasti.

Kesan Buku: Mengapa Tuhan Menciptakan Kucing Hitam?

Mengapa Tuhan Menciptakan Kucing Hitam - Sasti Gotama

    Buku ini merupakan kumcer yang berisikan 18 judul cerpen dengan 145 halaman. Cerita-cerita di buku ini banyak mengangkat tentang masalah-masalah yang sering terjadi dalam kehidupan, seperti rasa kesepian, KDRT, hamil di luar nikah, bunuh diri, perselingkuhan, praktik patriarki, kekerasan seksual, hingga menyinggung tragedi '65 dan masalah islamophobia. Gaya bahasa yang penulis gunakan di buku ini sangat ringan sehingga alurnya pun mudah dipahami. 

    Saat membaca cerpen-cerpen dalam buku ini, sebagian besar reaksi saya saat menemui ending-nya adalah, "HAH?", "WTF", "WHAT?!", "EDAN", dan reaksi-reaksi semacamnya. Meski begitu, ada juga cerpen dalam buku ini yang terasa sentimental, membuat sedih, hingga turut berbahagia atas nasib tokoh utama. Seperti cerpen favorit saya dalam buku ini, Pembersih Jejak Kematian, yang dapat membuat saya sedih dan tersenyum saat mengikuti alur ceritanya.

    Menurut saya, buku ini cocok dijadikan sebagai bahan bacaan di sela-sela kesibukan karena formatnya yang berupa kumpulan cerpen dan gaya bahasa serta alurnya yang mudah dipahami. Buku ini juga cocok untuk dijadikan bacaan selingan jika kita juga sedang membaca buku lain yang bahasannya lebih berat. Bagi saya, buku ini enak untuk "cemilan", cukup memuaskan hanya dengan membaca satu judul cerita yang terdiri dari beberapa halaman saja.

    Saya kurang tahu apakah buku ini tersebar merata di seluruh toko buku di Indonesia, karena di toko buku daerah saya sendiri tidak ada buku ini. Hal yang saya tahu pasti, akses termudah untuk membaca buku ini adalah dengan meminjam (gratis) lewat iPusnas atau membeli di marketplace

iPusnas: https://t.co/z38s5Tmf6P

Tokopedia: https://t.co/guepqIizKX

Shopee: https://t.co/bOeeFfWJ9T

Kesan Buku: B

Kumpulan Cerpen: B - Sasti Gotama

    Setelah saya mendapati diri saya menikmati cerpen-cerpen Mbak Sasti, saya kemudian mencoba mengetik "Sasti Gotama" di kolom pencarian iPusnas dan menemukan buku ini, Kumpulan Cerita: B, yang ternyata terbilang baru, cetakan tahun 2022. Awalnya saya sempat skeptis saat melihat desain sampulnya, saya ragu apakah saya bisa menikmati karya Mbak Sasti yang satu ini seperti sebelumnya atau tidak. Tapi saya mencoba percaya pada Mbak Sasti, berbekal pengalaman saya membaca karya beliau yang sebelumnya, bahwa karyanya yang ini pasti tidak akan mengecewakan saya. Benar saja, karya Mbak Sasti yang ini masih sama "enaknya", saya menyukai dan menikmatinya.

    Buku ini, seperti yang tertera pada sampulnya, merupakan kumpulan cerita pendek yang terdiri atas 21 judul cerpen dan 181 halaman. Sebagian cerpen Mbak Sasti di buku ini masih juga membuat saya terperangah di akhir ceritanya hingga kehabisan kata-kata. Hal yang saya rasa berbeda jika dibandingkan dengan buku sebelumnya adalah kritik terhadap isu sosial yang terasa lebih nyata dan berani di buku ini. Cerita-cerita dalam buku ini mengangkat masalah seperti tuntutan masyarakat terhadap perempuan, pelecehan seksual, kebebasan berekspresi bagi perempuan, tragedi '98, persoalan dalam pernikahan, transgender, isu lingkungan, hingga penulis juga turut menyinggung secuil kepedihan yang terjadi ketika pandemi Covid 19 lalu. Dari duapuluh satu cerpen yang ada dalam buku ini, saya paling menyukai cerpen yang berjudul Kisah Kriminal Paling Memilukan dan Fibonacci. Namun ada satu cerpen yang menurut saya ceritanya biasa saja, yang saya tidak mengerti apa poin yang hendak penulis sampaikan dalam cerita itu, yaitu cerpen Cerita Singkat tentang Musim Penghujan.

iPusnas: https://t.co/F8WJVTGmlh

Tokopedia: https://t.co/rm3TMmTx1H

Shopee: https://t.co/gixYwZBgII

    Kedua buku karya Mbak Sasti Gotama ini menurut saya sama-sama enak untuk dijadikan sebagai bacaan ringan karena gaya bahasa dan alurnya yang mudah dipahami serta cerita-ceritanya yang tak hanya sekadar cerita tapi juga berisikan kritik dan kegelisahan penulis terhadap isu sosial yang disampaikan secara apik dalam sebuah cerpen. Hanya saja, dari kedua buku ini saya menemui beberapa kesalahan pengetikan serta adanya perubahan sudut pandang (POV) mendadak di tengah-tengah cerita (dalam salah satu cerpen) yang sempat membuat saya agak bingung sebentar. Tapi secara keseluruhan, saya sangat menikmati membaca kedua buku ini dan menunggu karya Mbak Sasti yang lain. Kalau teman-teman masih belum dan hendak membaca karya Mbak Sasti, saya harap teman-teman bisa menikmatinya seperti atau bahkan melebihi saya! Terima kasih sudah membaca Kesan Buku saya kali ini. Selamat membaca, salam literasi!

Tidak ada komentar